Kamis, 21 Januari 2010

jalur pendakian gunung ciremai Jawa Barat

(english)

Mount Ceremai (often mistakenly called "Ciremai") is administratively included in the region three districts, namely Kabupaten Cirebon, Kuningan District and County Majalengka, West Java Province.
Geographical position of a peak is located at 6 ° 53 '30 "latitude and 108 ° 24' 00" BT, with a height of 3078 m above sea level.

This mountain's name comes from the word cereme (Phyllanthus acidus, a kind of small fruit plants, shrubs with rada sour), but often called Ciremai, a phenomenon due to the many hiperkorek place names in the Sundanese region using the prefix 'ci-' for the naming of places

Ciremei mountain is the highest mountain in West Java with a height mdpl 3078, can be seen clearly by the passenger train or other public vehicle along the pantura around Cirebon. To the top there are 3 lines Ciremei could take the path Majalengka Palutungan lines and lines Linggajati. Linggadjati Line is the most rugged and most difficult, but this route is the most frequently traveled climber.

Mount Ciremai has its own distinctive when compared with other mountains on the island of Java. This mountain is located far apart from other high mountain and the sides are the Java Sea. The trip to Mount Ceremai can be started from the terminal Cirebon towards Kuningan bus and get off at Cilimus. From our Cilimus Colts continued with vehicle or motorcycle taxi to the village Linggajati.

This mountain has a double crater. Beradius western crater 400 m east of the crater was interrupted by a beradius 600 m. At an altitude of about 2900 m above sea level on the southern slope of the eruption is the former called Gowa Walet.

Mount Ciremai now included in the National Park area of Mount Ceremai (TNGC), which has a total area of about 15,000 hectares.


From village Linggadjati, we can stay at Hotel Linggarjati. From the hotel we went on Linggadjati via script building to the west until about Linggarjati Town Hall. Here we see a person climbing or rather ex-caretaker, who experienced named Mr. Ahmad, who because of age, he is now experiencing vision problems. Photo caretaker Ciremai revered mountain.

From here we went straight ahead and will meet the pine forest, then we will arrive at the fork, called Cibunar. In this place we can set up a tent because the available pool. The journey is continued by selecting the road to the left toward the top of the mountain Ciremai. 5 hours later we will see a large rock, the location made breaks POS called Watu Linga. From the Linga to the top (crater) moved in the 2-3 hour journey through the woods and rocks the rock. From the top to the right we can directly into the crater of sulfur which takes about 1 hour drive. To top it takes around 2 ½ hours, we can see interesting sights toward the city Majalengka, Bandung, Java Sea and others. Down from the top to the village Linggadjati to within 3-4 hours.


(
Indonesia)

Gunung Ceremai
(seringkali secara salah kaprah dinamakan "Ciremai") secara administratif termasuk dalam wilayah tiga kabupaten, yakni Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Posisi geografis puncaknya terletak pada 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT, dengan ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut.

Nama gunung ini berasal dari kata cereme (Phyllanthus acidus, sejenis tumbuhan perdu berbuah kecil dengan rada masam), namun seringkali disebut Ciremai, suatu gejala hiperkorek akibat banyaknya nama tempat di wilayah Pasundan yang menggunakan awalan 'ci-' untuk penamaan tempat

Gunung Ciremei merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat dengan ketinggian 3.078 Mdpl, dapat terlihat dengan jelas oleh para penumpang kereta api atau kendaraan umum lainnya sepanjang jalur pantura sekitar Cirebon. Untuk menuju puncak Ciremei terdapat 3 jalur yang dapat ditempuh yakni jalur Majalengka jalur Palutungan dan jalur Linggarjati. Jalur Linggarjati merupakan yang paling terjal dan terberat, namun jalur ini merupakan yang paling sering dilalui pendaki.


Gunung Ciremai memiliki keistimewaan tersendiri bila dibandingkan dengan gunung-gunung lain di pulau Jawa. Gunung ini terletak berjauhan dari gunung tinggi lainnya dan sisinya adalah Laut Jawa. Perjalanan ke Gunung Ceremai dapat dimulai dari terminal Cirebon, naik bus menuju Kuningan dan turun di Cilimus.
Dari Cilimus kita sambung dengan kendaraan colt atau ojek ke desa Linggarjati.

Gunung ini memiliki kawah ganda. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 m dpl di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet.

Kini Gunung Ciremai termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ceremai (TNGC), yang memiliki luas total sekitar 15.000 hektare.

Dari desa Linggarjati, kita dapat menginap di Hotel Linggarjati. Dari hotel Linggarjati kita meneruskan perjalanan melalui gedung Naskah ke arah Barat sampai sekitar Balai Desa Linggarjati. Disini kita menemui seseorang mantan pendaki atau tepatnya juru kunci, yang berpengalaman bernama pak Ahmad, yang karena usia kini beliau mengalami gangguan penglihatan. Foto juru kunci gunung Ciremai yang disegani.


Dari sini kita berjalan lurus dan akan menemui hutan pinus, lalu kita akan sampai pada jalan bercabang, yang dinamakan Cibunar. Di tempat ini kita dapat mendirikan tenda karena tersedia mata air. Perjalanan dilanjutkan dengan memilih jalan ke kiri menuju puncak gunung Ciremai. 5 jam kemudian kita akan menemui sebuah batu besar, yang lokasinya dijadikan POS istirahat yang disebut Watu Lingga. Dari Lingga menuju puncak (kawah) ditempuh dalam 2-3 jam perjalanan melalui hutan dan batu-batuan cadas. Dari puncak ke arah kanan kita bisa langsung ke kawah belerang yang memakan waktu sekitar 1 jam perjalanan. Untuk mengitari puncak diperlukan waktu 2½ jam, kita dapat melihat pemandangan menarik kearah kota Majalengka, Bandung, Laut Jawa dan lainnya. Turun dari puncak ke desa Linggarjati ditempuh dalam waktu 3-4 jam.

Tidak ada komentar: